BAB II
PEMBAHASAN
- Budaya sebagai Sarana Kemajuan dan sebagai Ancaman bagi Manusia
Dalam berbudaya
manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi ia
harus mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan demikian, akan
terjadi jurang antara manusia dan dirinya. Itulah yang dimaksud dengan
keterlepasan atau keterasingan yang menyebabkan terjadinya ketegangan yang
terus-menerus.
Sehubungan dengan
itu, Klages (1930) menulis, budaya merupakan bahaya bagi manusia sendiri.
Peradaban, pabrik berasap, udara yang penuh dengan bunyi, kota yang kotor,
hutan yang semakin gundul, kediktatoran akal, dan budi yang tamak merupakan
akibat dari budaya menurut Klages. Budaya itu menguasai, menyalahgunakan,
menjajah, dan mematikan. Kekuasaan budaya dapat dilihat dimana-mana.
Apa yang dikatakan
oleh Klages dan beberapa filosofi lain memang ada benarnya juga. Dalam budaya
kadang termuat kuasa-kuasa yang mengancam dan mampu menjerat manusia ke dalam
jurang kerusakan. Dalam brosurnya yang lain, Die Zukunft einer Illussion (masa depan suatu ilusi) ia menerangkan
bahwa sumber budaya terdiri atas nafsu birahi (eros) dan kedaruratan atau situasi yang mendesak. Yang pertama
mendorongnya untuk bermasyarakat dan yang kedua mendorongnya untuk bekerja.
Sambil hidup didalam
budaya, manusia pun mengambil jarak dari budaya tersebut. Dengan demikian,
seorang Calvinis yang mengenal dan menjalani askese, tidak menarik diri dari alam
dunia. Calvin sendiri masih mengakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan
manusia, tetapi penanganannya harus dilakukan dengan cara sederhana saja.
Budaya harus kita
dekati, tetapi jika kita gegabah memandangnya, hal itu akan mengancam
kelestarian kita sendiri. Budaya di samping membawa kemuliaan, budaya juga
dapat membawa musibah bagi kita sendiri. Budaya manusia dapat menaklukan alam,
tetapi budaya juga dapat merusak alam. Alam dan budaya merupakan dua kutub yang
saling memerlukan dan memberi ruang kehidupan bagi manusia.
Contohnya, perkakas
yang semula merupakan perpanjangan tangan manusia, kemudian menyebabkan manusia
malah cenderung menjadi perpanjangan perkakasnya, sehingga budaya itu mengancam
manusia. Untuk berkembangnya ruang hidup yang manusiawi, tidak dapat ditempuh
jalan yang mengagungkan budayawi saja ataupun yang alami saja.
Kedua-duanya harus
ditempuh bersama, yakni alam dan budaya dimana budaya itu sendiri tidak boleh
ditumbuhkan dengan teknik, tetapi harus dihayati dalam cakupan ilmu, etika dan
seni. Sehubungan dengan itu, filosofi Perancis Albert Schweizer pernah
mengatakan bahwa mengembangkan budaya tanpa etika pasti membawa kehancuran.
Oleh karena itu, dianjurkannya agar kita memperjuangkan mati-matian unsur etika
didalam mendasari budaya.
- Produktivitas
Semakin banyak tenaga kerja
yang dipergunakan, maka semakin meningkat pula produksinya. Hanya saja apabila
penggunaan tenaga kerja telah mencapai puncaknya, dalam arti penambahan tenaga
kerja sudah tidak efektif lagi, (walaupun ada tambahan produksi), diperlukan
penambahan modal.
Jadi, ada
keterkaitan antara modal dan tenaga kerja sebagai faktor-faktor produksinya. Pemanfaatan
tenaga kerja disini bukan sekedar dilihat dari segi kuantitasnya, tetapi harus
dilihat dari segi kualitasnya. Apabila tidak dipergunakan sesuai dengan
kepasitasnya, modal akan mengurangi keuntungan karena modal mengalami
penyusutan.
Banyak sekali
sumber daya manusia yang tidak produktif hanya karena mereka tidak tahu apa
yang harus dikerjakan. Untuk itu, pendidikan dan latihan yang berorientasi pada
perwujudannya manusia mandiri sangat diperlukan.
- Kemiskinan
Kemiskinan sering
di identifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok, seperti
pangan, kesehatan, sandang, papan, dan lain sebagainya. Untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat
dari konteks masalahnya. Kemiskinan timbul dari berbagai faktor yang setiap
faktornya memerlukan penanganan khusus.
- Terbatasnya Sumber Daya Alam
Sumber daya alam
bukanlah pilihan atau buatan manusia, tetapi sudah tersedia dibumi dan manusia
dapat mengambil manfaat darinya. Tanah yang subur atau kaya bahan tambangnya,
misalnya bukan dibuat atas kehendak manusia.
Sunber daya alam
ini, ada yang dapat diperbaharui seperti kekayaan hutan yang berupa flora dan
faunanya, dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak
bumi, emas, nikel, baja, dan lain sebagainya.
Sehingga untuk
kelestarian sumber daya alam ini perlu adanya konservasi dan aturan untuk
mengelola sumber daya alam ini. Agar penerus atau anak cucu kita masih bisa
menikmati manfaat dari sumber daya alam tersebut.
- Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Di daerah atau
negara yang sumber daya manusianya sedikit walaupun kaya akan sumber daya
alamnya, ia tetap tidak akan menikmati sumber daya alam itu. Karena tidak
banyak manusia yang mampu atau bisa mengelolanya dengan baik.
Untuk mengelola
sumber daya alam itu, diperlukan tenaga manusia, maka dengan transmigrasi
sumber daya alam itu akan dapat dikelola dengan baik dan dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan masyarakat disekitarnya.
Dengan demikian,
manusia atau masyarakatnya akan mempunyai kehidupan yang layak, makmur dan
sejahtera dalam kehidupan sehari-harinya.
- Terbatasnya Barang Modal
Barang modal
sebagai faktor produksi yang harus ada disamping sumber daya alam dan sumber
daya manusia. Hilangnya salah satu dari ketiga komponen itu menyebabkan tidak
berjalannya produksi. Karena modal barang merupakan alat untuk mengelola
kekayaan yang dimiliki sumber daya alam dan sumber daya manusianya.
Jika suatu negara
mempunyai sumber daya alam yang melimpah dan cukup banyak sumber daya
manusianya, tetapi tidak memiliki barang modal, maka kekayaan itu belum bisa
diambil manfaatnya. Sehingga manusianya akan mengalami kekurangan barang modal.
- Rendahnya Produktivitas
Bagi negara yang
produktivitas sumber daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu
sulit untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya, sehingga ia selalu
berada dalam kekurangan atau dalam kemiskinan.
Agar sumber daya
alam itu tidak musnah atau hilang seperti bahan tambang yang tidak diperbaharui,
penggunaannya diatur pada batas-batas tertentu agar tidak habis dalam waktu
yang relatif singkat.
Binatang atau
tumbuh-tumbuhan yang sudah mulai langka diupayakan untuk dikonservasikan di
cagar alam atau suaka alam. Upaya ini di maksudkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan memelihara kelestarian
spesies dan gen yang pada masa mendatang sangat diperlukan.
- Rendahnya Pendidikan
Seringkali
kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan masyarakatnya. Di
negara maju tingkat pendidikan rakyatnya cukup tinggi, sebaliknya di negara
miskin tingkat pendidikan rakyatnya sangatlah rendah.
Semua itu akibat
dari sumber daya manusianya tidak mempunyai keahlian atau keterampilan yang
cukup berperan dalam pembangunan bangsanya. Usaha untuk meningkatkan
keterampilan dan kecakapan rakyatnya terbentur dengan belum tersedianya sarana,
prasarana dan biaya atau dana yang di butuhkan untuk membiayai pendidikan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar