Kamis, 25 Juli 2013

BUDAYA YANG MENDORONG KEMAJUAN DAN YANG MENYEBABKAN KEMISKINAN



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Budaya sebagai Sarana Kemajuan dan sebagai Ancaman bagi Manusia
Dalam berbudaya manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan demikian, akan terjadi jurang antara manusia dan dirinya. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan atau keterasingan yang menyebabkan terjadinya ketegangan yang terus-menerus.
Sehubungan dengan itu, Klages (1930) menulis, budaya merupakan bahaya bagi manusia sendiri. Peradaban, pabrik berasap, udara yang penuh dengan bunyi, kota yang kotor, hutan yang semakin gundul, kediktatoran akal, dan budi yang tamak merupakan akibat dari budaya menurut Klages. Budaya itu menguasai, menyalahgunakan, menjajah, dan mematikan. Kekuasaan budaya dapat dilihat dimana-mana.
Apa yang dikatakan oleh Klages dan beberapa filosofi lain memang ada benarnya juga. Dalam budaya kadang termuat kuasa-kuasa yang mengancam dan mampu menjerat manusia ke dalam jurang kerusakan. Dalam brosurnya yang lain, Die Zukunft einer Illussion (masa depan suatu ilusi) ia menerangkan bahwa sumber budaya terdiri atas nafsu birahi (eros) dan kedaruratan atau situasi yang mendesak. Yang pertama mendorongnya untuk bermasyarakat dan yang kedua mendorongnya untuk bekerja.
Sambil hidup didalam budaya, manusia pun mengambil jarak dari budaya tersebut. Dengan demikian, seorang Calvinis yang mengenal dan menjalani askese, tidak menarik diri dari alam dunia. Calvin sendiri masih mengakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia, tetapi penanganannya harus dilakukan dengan cara sederhana saja.
Budaya harus kita dekati, tetapi jika kita gegabah memandangnya, hal itu akan mengancam kelestarian kita sendiri. Budaya di samping membawa kemuliaan, budaya juga dapat membawa musibah bagi kita sendiri. Budaya manusia dapat menaklukan alam, tetapi budaya juga dapat merusak alam. Alam dan budaya merupakan dua kutub yang saling memerlukan dan memberi ruang kehidupan bagi manusia.
Contohnya, perkakas yang semula merupakan perpanjangan tangan manusia, kemudian menyebabkan manusia malah cenderung menjadi perpanjangan perkakasnya, sehingga budaya itu mengancam manusia. Untuk berkembangnya ruang hidup yang manusiawi, tidak dapat ditempuh jalan yang mengagungkan budayawi saja ataupun yang alami saja.
Kedua-duanya harus ditempuh bersama, yakni alam dan budaya dimana budaya itu sendiri tidak boleh ditumbuhkan dengan teknik, tetapi harus dihayati dalam cakupan ilmu, etika dan seni. Sehubungan dengan itu, filosofi Perancis Albert Schweizer pernah mengatakan bahwa mengembangkan budaya tanpa etika pasti membawa kehancuran. Oleh karena itu, dianjurkannya agar kita memperjuangkan mati-matian unsur etika didalam mendasari budaya.
  1. Produktivitas
Semakin banyak tenaga kerja yang dipergunakan, maka semakin meningkat pula produksinya. Hanya saja apabila penggunaan tenaga kerja telah mencapai puncaknya, dalam arti penambahan tenaga kerja sudah tidak efektif lagi, (walaupun ada tambahan produksi), diperlukan penambahan modal.
Jadi, ada keterkaitan antara modal dan tenaga kerja sebagai faktor-faktor produksinya. Pemanfaatan tenaga kerja disini bukan sekedar dilihat dari segi kuantitasnya, tetapi harus dilihat dari segi kualitasnya. Apabila tidak dipergunakan sesuai dengan kepasitasnya, modal akan mengurangi keuntungan karena modal mengalami penyusutan.

Banyak sekali sumber daya manusia yang tidak produktif hanya karena mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Untuk itu, pendidikan dan latihan yang berorientasi pada perwujudannya manusia mandiri sangat diperlukan.
  1. Kemiskinan
Kemiskinan sering di identifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok, seperti pangan, kesehatan, sandang, papan, dan lain sebagainya. Untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari konteks masalahnya. Kemiskinan timbul dari berbagai faktor yang setiap faktornya memerlukan penanganan khusus.
    1. Terbatasnya Sumber Daya Alam
Sumber daya alam bukanlah pilihan atau buatan manusia, tetapi sudah tersedia dibumi dan manusia dapat mengambil manfaat darinya. Tanah yang subur atau kaya bahan tambangnya, misalnya bukan dibuat atas kehendak manusia.
Sunber daya alam ini, ada yang dapat diperbaharui seperti kekayaan hutan yang berupa flora dan faunanya, dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, emas, nikel, baja, dan lain sebagainya.
Sehingga untuk kelestarian sumber daya alam ini perlu adanya konservasi dan aturan untuk mengelola sumber daya alam ini. Agar penerus atau anak cucu kita masih bisa menikmati manfaat dari sumber daya alam tersebut.
    1. Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Di daerah atau negara yang sumber daya manusianya sedikit walaupun kaya akan sumber daya alamnya, ia tetap tidak akan menikmati sumber daya alam itu. Karena tidak banyak manusia yang mampu atau bisa mengelolanya dengan baik.
Untuk mengelola sumber daya alam itu, diperlukan tenaga manusia, maka dengan transmigrasi sumber daya alam itu akan dapat dikelola dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat disekitarnya.
Dengan demikian, manusia atau masyarakatnya akan mempunyai kehidupan yang layak, makmur dan sejahtera dalam kehidupan sehari-harinya.
    1. Terbatasnya Barang Modal
Barang modal sebagai faktor produksi yang harus ada disamping sumber daya alam dan sumber daya manusia. Hilangnya salah satu dari ketiga komponen itu menyebabkan tidak berjalannya produksi. Karena modal barang merupakan alat untuk mengelola kekayaan yang dimiliki sumber daya alam dan sumber daya manusianya.
Jika suatu negara mempunyai sumber daya alam yang melimpah dan cukup banyak sumber daya manusianya, tetapi tidak memiliki barang modal, maka kekayaan itu belum bisa diambil manfaatnya. Sehingga manusianya akan mengalami kekurangan barang modal.
    1. Rendahnya Produktivitas
Bagi negara yang produktivitas sumber daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu sulit untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya, sehingga ia selalu berada dalam kekurangan atau dalam kemiskinan.
Agar sumber daya alam itu tidak musnah atau hilang seperti bahan tambang yang tidak diperbaharui, penggunaannya diatur pada batas-batas tertentu agar tidak habis dalam waktu yang relatif singkat.


Binatang atau tumbuh-tumbuhan yang sudah mulai langka diupayakan untuk dikonservasikan di cagar alam atau suaka alam. Upaya ini di maksudkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan memelihara kelestarian spesies dan gen yang pada masa mendatang sangat diperlukan.
    1. Rendahnya Pendidikan
Seringkali kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan masyarakatnya. Di negara maju tingkat pendidikan rakyatnya cukup tinggi, sebaliknya di negara miskin tingkat pendidikan rakyatnya sangatlah rendah.
Semua itu akibat dari sumber daya manusianya tidak mempunyai keahlian atau keterampilan yang cukup berperan dalam pembangunan bangsanya. Usaha untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan rakyatnya terbentur dengan belum tersedianya sarana, prasarana dan biaya atau dana yang di butuhkan untuk membiayai pendidikan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar